Senin, 14 Januari 2013

            ARTIKEL HIV AIDS
 
  OLEH:
kelompok IV
 Agus Winten (1243)
Ari Widyantari(1245)
Pavita Komala(1272)
Saskara Wati(1276)
Suamba(1280)
Wawan Sanjaya(1286)
Windu Agus (1287)
 
 
 
HIV-AIDS
            HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus yang dapat menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel darah putih yang bernama sel CD4 sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia. HIV dapat menular melalui jarum suntik, kontak darah, hubungan sek bebas.
Kasus HIV-AIDS pertama kali di temukan di Indonesia pada tahun 1987 di Bali, dan mengalami  peningkatan yang signifikan pada periode 2007-2008 sebesar 69%, yaitu pada tahun 2007 sebanyak 11141 kasus dan pada tahun 2008 sebanyak 16110 kasus.
Di Bali HIV-AIDS diduga diderita oleh 2 orang warga asing yang di rawat di rumah sakit Sanglah Denpasar. Menurut DW. Agung K. Sudarsana( Pertemuan ke-2 kls A5 E,16/09/11), mengatakan pada waktu pertama kali HIV-AIDS ditemukan di rumah sakit sanglah, perawat belum mampu menangani pasien penderita HIV-AIDS karena kecemasan tertular penyakit dan kurangnya pengetahuan perawat tentang penyakit HIV-AIDS. Perawat cebderung tidak berani menyentuh pasien, dan perawat membiarkan pasien begitu saja. Hal ini merupakan penyimpangan dari kode etik seorang perawat. Seiring perkembangan zaman dan teknologi, ilmu keperawatan sudah mengalami perkemabangan. Kelompok-kelompok keperawatan telah mempelajari dan mengetahui bagaimana cara dalam menangani pasien penderita HIV-AIDS. Ini dapat dilihat dari setiap rumah sakit bahwa perawat sudah mampu merawat pasien dengan baik melalui prosedur yang telah ditentukan.
Berdasarkan journal penelitian Nursalam( Motivasi Ekstrinsik Terhadap Adversity Qquotient Penderita HIV-AIDS, 2008) dalam asuhan keperawatan pasien HIV, pemberian motivasi eksternal dapat meningkatkan adversity qoutient pasien. Dengan AQ yang tinggi pasien penderita HIV akan lebih dapat menerima keadaan dirinya sendiri dan memiliki  harapan yang lebih luas dari pada pasien penderita HIV-AIDS yang memiliki AQ rendah dalam proses penyembuhan. Itu dikarenakan penderita HIV-AIDS yang memiliki AQ rendah cenderung tertutup dan negatif thinking sehingga mereka tertekan dan kesehatan imunitasnya menurun.
Sekarang dengan sudah terbentuknya PPNI diharapkan dapat memajukan kualitas dari keperawatan dan membantu pemerintah dalam menangani kasus HIV-AIDS.
 

KEPUSTAKAAN
Nursalam.2009. Model Holistik Berdasarkan Teori Adaptasi sebagai Upaya Modulasi Respon Umum.Maklah dalam Seminar.Surabaya.  
Nursalam,dkk.2008. Motivasi Ekstrinsik Terhadap Adversity Quotient Penderita HIV/AIDS.Journal.Surabaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar