ARTIKEL HIV AIDS
OLEH:
kelompok IV
Agus Winten (1243)
Ari Widyantari(1245)
Pavita Komala(1272)
Saskara Wati(1276)
Suamba(1280)
Wawan Sanjaya(1286)
Windu Agus (1287)
HIV-AIDS
HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus yang dapat
menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel darah putih yang bernama sel CD4
sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia. HIV dapat menular
melalui jarum suntik, kontak darah, hubungan sek bebas.
Kasus
HIV-AIDS pertama kali di temukan di Indonesia pada tahun 1987 di Bali, dan
mengalami peningkatan yang signifikan
pada periode 2007-2008 sebesar 69%, yaitu pada tahun 2007 sebanyak 11141 kasus
dan pada tahun 2008 sebanyak 16110 kasus.
Di
Bali HIV-AIDS diduga diderita oleh 2 orang warga asing yang di rawat di rumah
sakit Sanglah Denpasar. Menurut DW. Agung K. Sudarsana( Pertemuan ke-2 kls A5 E,16/09/11), mengatakan pada waktu pertama
kali HIV-AIDS ditemukan di rumah sakit sanglah, perawat belum mampu menangani
pasien penderita HIV-AIDS karena kecemasan tertular penyakit dan kurangnya
pengetahuan perawat tentang penyakit HIV-AIDS. Perawat cebderung tidak berani
menyentuh pasien, dan perawat membiarkan pasien begitu saja. Hal ini merupakan
penyimpangan dari kode etik seorang perawat. Seiring perkembangan zaman dan
teknologi, ilmu keperawatan sudah mengalami perkemabangan. Kelompok-kelompok
keperawatan telah mempelajari dan mengetahui bagaimana cara dalam menangani
pasien penderita HIV-AIDS. Ini dapat dilihat dari setiap rumah sakit bahwa
perawat sudah mampu merawat pasien dengan baik melalui prosedur yang telah
ditentukan.
Berdasarkan
journal penelitian Nursalam( Motivasi
Ekstrinsik Terhadap Adversity Qquotient Penderita HIV-AIDS, 2008) dalam
asuhan keperawatan pasien HIV, pemberian motivasi eksternal dapat meningkatkan adversity qoutient pasien. Dengan AQ
yang tinggi pasien penderita HIV akan lebih dapat menerima keadaan dirinya
sendiri dan memiliki harapan yang lebih
luas dari pada pasien penderita HIV-AIDS yang memiliki AQ rendah dalam proses
penyembuhan. Itu dikarenakan penderita HIV-AIDS yang memiliki AQ rendah cenderung
tertutup dan negatif thinking sehingga
mereka tertekan dan kesehatan imunitasnya menurun.
Sekarang
dengan sudah terbentuknya PPNI diharapkan dapat memajukan kualitas dari
keperawatan dan membantu pemerintah dalam menangani kasus HIV-AIDS.
Nursalam.2009. Model Holistik Berdasarkan Teori Adaptasi sebagai Upaya Modulasi
Respon Umum.Maklah dalam Seminar.Surabaya.
Nursalam,dkk.2008. Motivasi Ekstrinsik Terhadap Adversity Quotient Penderita HIV/AIDS.Journal.Surabaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar